Selasa, 13 Agustus 2019

Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai atau Kutai Martadipura merupakan kerajaan bercorak Hindu. Kerajaan ini terletak di muara Kaman, hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4. Nama kerajaan ini disebut berdasarkan nama tempat dimana ditemukannya prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya penyebutan nama kerajaan pada setiap prasasti yang ditemukan. Wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai cukup luas, yakni hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Apalagi di masa jayanya, Kerajaan Kutai menguasai hampir sebagian Kalimantan. 

Tulisan pada beberapa prasasti mengungkapkan bahwa di Kalimantan telah berdiri dan berkembang Kerajaan Kutai bercorak Hindu. Tulisan itu terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut yupa. Yupa itu merupakan tugu batu yang berfungsi sebagai tiang tambat untuk hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu yupa diketahui bahwa Raja Mulawarman adalah yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu. Nama Mulawarman tertulis pada yupa sebab kedermawanannya kepada Kaum Brahman dengan memberikan 20.000 ekor sapi.

Sejak kemunculan dan perkembangan pengaruh Hindu (India) di Kalimantan Timur, perubahan terjadi dalam pemerintahan, yakni dari bentuk pemerintahan suku dengan dipimpin kepala suku berubah menjadi pemerintahan berbentuk kerajaan dengan seorang raja sebagai pucuk pimpinannya. Berikut ini adalah beberapa raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Kutai.

Raja Kudungga

Raja Kudungga merupakan raja pertama yang memerintah Kerajaan Kutai. Nama tersebut masih menggunakan nama lokal, dengan demikian para ahli sejarah berpendapat bahwa pengaruh Hindu baru saja masuk ke wilayah kerajaan di masa kekuasaan raja pertama ini. Selain itu kedudukan Raja Kudungga pada mulanya adalah kepala suku. Karena masuknya pengaruh Hindu, ia mengganti struktur pemerintahan dari suku menjadi kerajaan lantas mengangkat dirinya sebagai raja. Kemudian setelah itu pergantian raja dilakukan secara turun temurun.

Raja Aswawarman

Berdasarkan informasi dari prasasti yupa diketahui bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang kuat dan cakap. Di masa pemerintahannya wilayah Kutai diperluas lagi. Hal ini terbukti dengan dilakukannya Upacara Asmawedha saat itu. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India selama pemerintahan Raja Samudragupta saat kerajaan akan memperluas wilayah kekuasaan. Pada upacara tersebut dilakukan prosesi pelepasan kuda yang diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai. Tujuannya untuk menentukan batas wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai. Hal ini ditentukan dengan tapak kaki kuda yang terlihat di atas permukaan tanah sampai tapak terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai.

Raja Mulawarman

Raja Mulawarman adalah anak Raja Aswawarman sekaligus penerusnya. Raja Mulawarman meupakan raja terbesar Kerajaan Kutai, karena di bawah kekuasaannya, Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaan. Rakyat-rakyatnya hidup sejahtera dan tenteram bahkan hingga Raja Mulawarman menyelenggarakan upacara kurban emas yang sangat banyak.

Kerajaan Kutai mengalami keruntuhan saat Maharaja Dharma Setia sebagai penguasa Kerajaan Kutai terakhir tewas di tangan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa yakni Raja Kutai Kartanegara ke-13. Kerajaan Kutai Kartanegara kemudian berubah menjadi Kerajaan Islam bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Soal Cerita Matematika SD Kelas 2 Semester 1 (1)

1. Pada suatu hari Budi pergi ke pasar membawa uang Rp. 500. Ia membeli ikan 5 ekor dengan harga Rp. 250, kemudian membeli 4 butir dengan h...